VERMICULITE SEBAGAI MEDIA TANAM





Vermiculite merupakan lapisan mineral silica yang telah mengalami proses pemanasan pada suhu tinggi. Pemanasan tersebut telah mengakibatkan mineral mengalami pengembangan seperti pada jagung �pop corn� . Hasilnya adalah bahan yang steril porositas tinggi yang mampu menyerap air dalam jumlah banyak dengan cepat serta mudah dikeringkan secara cepat. Vermiculite digunakan untuk meningkatkan volume, drainase dan aerasi dari media perakaran. Selain itu vermiculite juga tahan terhadap proses pengompakan selama proses pertumbuhan stek atau semai.

MEMBUAT STEK BEBERAPA JENIS TANAMAN DALAM POT
Membuat stek dari beberapa jenis tanaman dalam satu pot adalah mudah, mendidik dan tidak memerlukan biaya yang terlalu mahal serta dapat dikerjakan oleh kebanyakan orang. Untuk hasil yang terbaik, pastikan untuk memulai pekerjaan ini dengan vermikulit yang baru dan bersih dan juga pot yang baru. Pemakaian pot bekas dapat menjadi sumber penyakit bagi tanaman.
Berikut ini beberapa bahan yang diperlukan yaitu : Pot plastic berukuran diameter 6 atau 7 inci, Pot tanah liat berdiameter 2.5 inci, vermikulit, kertas prakarya ukuran kasar (paper towels) dan gabus kecil.
Lapiskan dasar pot plastic dengan kertas tersebut. Hal ini dilakukan untuk mencegah vermikulit keluar dari lubang pembuang air pada dasar pot.
Tuangkan vermikulit pada pot plastic sampai batas atas pot.
Selanjutnya, masukan gabus pada lubang bawah pot tanah liat.
Masukkan pot tanah liat ke tengah-tengah pot plastic yang telah berisi vemikulit.
Masukkan air ke Vermikulit.
Masukkan juga air ke dalam pot tanah liat. Tanah liat bersifat porous dan akan menyebabkan air merembes melalui tengah pot ke vermikulit. Setelah vermikulit kekurangan air, secara cepat akan diisi kembali oleh air yang berada di pot tanah liat. Pastikan utuk menjaga agar air yang berada di pot tanah liat tetap terisi. Vermikulit yang mengandung air sangat baik bagi pertumbuhan akar.
Pot siap digunakan��
Kebanyaknya tanaman yang ditanam di dalam rumah tumbuh dalam pola bercabang dengan batang utama yang penuh dengan daun. Cari titik tumbuh dimana terdapat daun muda dan potong sekitar 3 atau 4 inci diujungnya.
Potong sekitar 1.5 inci dibawah tangkai pohon, area di mana tangkai daun bertemu dengan tangkai utama. Tangkai pohon merupakan sel tumbuh-tumbuhan.yang aktif membelah.
Masukkan tangkai pohon yang telah dipotong ke dalam vermikulit. Akar baru akan terbentuk dari tangkai ini.
Kadangkala anda harus membuang daun-daun yang lebih rendah untuk memasukkan tangkai pohon ke dalam vermiculite. Pada gambar diatas menunjukan batang pohon pilea di mana daun-daun telah dibuang. Daun-daun akan membusuk jika daun tersebut ditanamkan ke dalam vermikulit.
The forsythe pot sekarang telah memiliki tiga stek tanaman dengan pola cabang yang khas.


Berkebun tentu pekerjaan yang menyenangkan. Daripada melihat halaman rumah kosong, alangkah indahnya ditumbuhi pepohonan. Mengurusi aneka tanaman hias, buah-buahan, atau tumbuhan obat dapat menjadikan waktu luang lebih berguna. Suasana tempat tinggal pun tampak lebih segar. Tapi, bagaimana bila tidak memunyai lahan? Atau cuma sejengkal tanah di depan rumah yang pas-pasan? Padahal, keinginan merawat pohon sangat besar. Tentang hal itu, enggak perlu patah semangat kok. Ibu-ibu, kaum remaja atau para bapak yang sudah pensiun tetap dapat melakukannya di sela-sela aktivitas rutin sehari-hari.
"Vertikultur adalah cara pertanian yang hemat lahan. Sangat cocok diterapkan di daerah permukiman padat," kata Edi Junaedi, pemerhati masalah pertanian kota dari Konphalindo (Konsorsium Nasional untuk Pelestarian Alam dan Hutan Indonesia).

Vertikultur diambil dari istilah verticulture dalam bahasa Inggris. Istilah ini berasal dari dua kata, yaitu vertical dan culture. Di bidang pertanian, pengertian verticulture adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau beringkat. Suatu teknik atau cara budidaya tanaman semusim (khusunya sayuran) pada lahan terbatas yang diatur secara bersusun menggunakan bangunan/tempat khusus atau model wadah tertentu dengan menerapkan paket teknologi maju, serta komoditas yang diusahakan bernilai ekonomi tinggi. Garis besarnya, vertikultur adalah bercocok tanam secara bertingkat atau bersusun.
Cara bercocok tanam secara vertikultur ini sebenarnya sama saja dengan bercocok tanam di kebun atau di sawah. Perbedaannya terletak pada lahan yang digunakan.

Kata vertikultur diambil dari bahasa Inggris, verticulture yang merupakan penggabungan dua kata, vertical dan culture. Pengertiannya adalah suatu cara pertanian yang dilakukan dengan sistem bertingkat. Mengolah tanah dalam sistem ini tidak jauh berbeda dengan menanam pohon seperti di sebuah kebun atau sawah.

Namun ada kelebihan yang diperoleh, yaitu dengan lahan yang minimal mampu menghasilkan hasil yang maksimal.

Pada pertanian secara umum atau konvensional, mungkin satu meter persegi hanya dapat ditanami lima batang pohon. Lewat pola bersusun atau bertingkat ini, dapat ditumbuhi sampai lima batang.

Caranya yaitu dengan membuat sebuah rak untuk menaruh tanaman. Tanpa harus menanamnya langsung pada lahan yang ada. Rak tersebut dapat terbuat dari kayu, papan atau bumbu.

Bila ingin lebih kuat dapat menggunakan kerangka besi atau stainless steel. Tapi itu lebih mahal ongkos pembuatannya.

Mengenai model dan ukuran, terserah kreativitas pemesan. Dibuat sedemikian rupa agar mampu menjejali banyak tanaman. Pada umumnya adalah berbentuk persegi panjang, segi tiga, atau dibentuk mirip anak tangga. Dengan beberapa undak-undakan atau sejumlah rak. Yang penting adalah kuat dan mudah dipindah-pindahkan.

Beberapa bentuk bangunan dikombinasikan dengan bahan seperti seng atau aluminum persegi panjang. Kegunaannya yaitu untuk menaburi tanah, sebagai media tanam. Itu mirip dengan petak sawah atau kebun.

Sejumlah pot bunga dapat pula dijejerkan di atas rak. Soal wadah pohon itu, tidak harus membelinya di pasar. Coba saja tengok ke gudang atau serambi rumah. Kaleng cat, bekas minyak pelumas, atau botol plastik minuman mineral yang sudah tidak terpakai, dapat dimanfaatkan.